
Yuk Kenali Tentang 5 Gaya Belajar Peserta Didik
Sebagai orang tua ataupun tenaga pendidik, tentunya menginginkan untuk memberikan perlakuan yang maksimal bagi anak ataupun peserta didiknya. Salah satunya ialah dengan mengenali gaya belajarnya. Gaya belajar biasanya menyesuaikan dengan bentuk kepribadian peserta didik. Apabila Anda telah mengenali kepribadiannya, maka Anda perlu juga mengenali gaya belajarnya. Hal ini menjadi penting untuk dikenali supaya para orang tua dan tenaga didik dapat mengupayakan pembelajaran secara optimal, sehingga peserta didik juga dapat lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan atau mencerna pelajaran yang diajarkan. Adapun 5 gaya belajar peserta didik yang perlu dikenali ialah di bawah ini.
1. Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual ialah gaya belajar yang mengandalkan penglihatan. Biasanya, peserta didik yang memiliki gaya belajar demikian merupakan anak yang cenderung melakukan sesuatu secara rapi dan teratur. Sebab, mereka mengandalkan indera penglihatannya. Peserta didik dengan gaya belajar visual akan lebih memahami sesuatu melalui gambar ataupun materi yang tampak nyata. Mereka memiliki kemampuan mengingat yang baik dan lebih cepat memahami sesuatu hanya dengan melihat. Peserta didik dengan gaya belajar demikian merupakan peserta didik yang gemar membaca atau menonton sesuatu. Dengan begitu, maka memudahkan mereka untuk menyerap ilmu pengetahuan yang diinginkan. Salah satu kelebihan mereka ialah, mereka tidak akan merasa terganggu apabila lingkungan di sekitar mereka ramai. Sebab, mereka fokus terhadap peraga ataupun sesuatu yang sedang mereka lihat. Namun, salah satu kelemahannya ialah tidak suka mendengarkan dan akan mengalami kesusuahan untuk menyalin tulisan di papan tulis apabila tulisannya kurang rapi.
2. Gaya Belajar Auditori
Berbeda dengan gaya belajar sebelumnya, gaya belajar auditori ini ialah gaya belajar yang mengandalkan indera pendengaran. Peserta didik akan lebih mudah memahami sesuatu dengan mendengarkan. Sehingga para orang tua dan tenaga didik, hanya perlu menjelaskan secara lisan atau dengan cara bercerita. Mereka cenderung lebih sering menanyakan sesuatu yang tidak mereka pahami supaya mendapatkan penjelasan. Dengan mendengar, mereka akan lebih mudah mengingat. Peserta didik dengan gaya belajar auditori menyukai suasana belajar dengan cara berdiskusi. Namun, peserta didik dengan gaya auditori cenderung kesusahan dalam merangkai kata ketika menulis dan tidak bisa fokus apabila lingkungan sekitarnya terlalu ramai.
3. Gaya Belajar Global
Peserta didik yang memiliki gaya belajar global lebih fleksibel dalam memahami sesuatu. Sebab mereka bisa mengamatinya melalui visual atau mendengarkan melalui rekaman atau penjelasan seseorang. Anak atau peserta didik yang memiliki gaya belajar demikian cenderung pekerja keras yang bisa melakukan banyak hal dalam satu waktu. Performanya yang mengagumkan kerap kali disenangi banyak orang. Terlebih kemampuanya dalam melihat segala permasalahan secara detail dan mampu menganalisa sesuatu hanya dengan mengamati lewat penglihatan dan pendengaran. Selain itu, mereka lebih mudah bekerja sama dengan orang lain dalam hal apapun dengan maksimal, serta mampu mengungkapkan dan menuliskan sesuatu dengan baik. Namun, kekurangan yang dimiliki ialah banyaknya pikiran karena terlalu sensitif terhadap hal sekitar sehingga membutuhkan banyak dukungan moral dan motivasi.
Baca Juga : 5 Software Pengatur Jadwal Belajar Yang Efektif
4. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang harus disertai dengan praktik. Sehingga anak atau peserta didik yang memiliki gaya belajar demikian cenderung merupakan anak yang aktif. Mereka tidak menyukai banyak teori yang berbelit. Mereka lebih suka memahami sesuatu dengan melakukan hal yang berkaitan dengan yang diajarkan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan bermain game secara sederhana ataupun membuatkan sebuah teka teki yang relevan dengan materi yang diajarkan. Namun, kelemahan dari peserta didik yang memiliki gaya belajar kinestetik adalah tidak bisa diam. Mereka harus melakukan sesuatu, entah mengunyah permen karet, memainkan bullpen, dan sebagainya untuk membuat mereka paham dengan apa yang diajarkan.
5. Gaya Belajar Analitik
Gaya belajar yang terakhir ialah gaya belajar analitik. Mereka cenderung memahami sesuatu dengan cara menganalisa. Hal ini membuat mereka menjadi sosok yang teratur sebab mereka perlu meruntutkan sesuatu untuk dapat memahaminya. Keteraturan inilah yang membuat mereka bisa fokus mengerjakan satu tugas sampai selesai dengan baik. Gaya belajar analitik membuat mereka memiliki kemampuan untuk berpikir secara logika dan selalu konsisten. Sehingga mereka bisa menilai sesuatu berdasarkan data dan fakta yang tersedia. Namun, kelemahannya ialah cara kerja yang sedikit lamban dan kurang bisa mengerjakan sesuatu dengan bersamaan karena bisa memecah fokus mereka.