Sikap berpikir kritis baik untuk diterapkan supaya lebih selektif dalam menerima informasi dalam bentuk apapun. Bahkan, sikap tersebut seharusnya dimiliki oleh setiap orang. Namun, seringkali mereka acuh atas apa yang terjadi dan cenderung menelan mentah-mentah suatu informasi yang diterima. Padahal, dengan bersikap kritis dapat membantu Anda untuk menganalisa sebuah informasi ataupun ide gagasan berdasarkan penalaran yang logis dan data bukti yang kongkrit. Sehingga, tidak menjadikannya hanya sebagai asumsi kaleng yang tidak berdasar dan bersifat subjektif saja. Dengan rendahnya sikap berpikir kritis pada masyarakat, maka kami berikan lima cara membangun sikap berpikir kritis, khususnya untuk para peserta didik.
1. Mulailah dengan mengapa
Sikap berpikir kritis kerap kali dimulai dengan skeptis. Rasa keingintahuan yang tinggi dapat memicu sikap kritis. Hal ini bisa diawali dengan selalu menimbulkan rasa penasaran. Anda dapat mengajukan pertanyaan terhadap apapun yang terdengar baru dan asing di telinga Anda. Terlebih apabila ada informasi baru yang Anda dapatkan. Alangkah baiknya untuk mengecek sumbernya terlebih dahulu, bonafit atau tidak, kemudian mencari kebenarannya dengan terus menanyakan mengapa supaya Anda bisa mendapatkan akarnya. Namun, yang perlu dihindari adalah membandingkan atau memutarbalikkan sesuatu.Terutama bagi orang-orang yang Anda jadikan panutan ataupun inspirasi untuk membangun sikap berpikir kritis Anda. Dengan sering bertanya, maka dapat membantu Anda mengevaluasi seberapa jauh sikap kritis Anda terbangun. Bertanyalah sesuatu yang sesuai dengan topik pembahasan.
2. Ujilah asumsi Anda
Pengujian asumsi adalah langkah yang tepat untuk mengasah sikap berpikir kritis Anda. Bagi sebagian orang yang mencoba berpikir kritis, pasti mereka memiliki asumsi dalam pikiran mereka. Terlebih jika ada suatu informasi ganjil atau peristiwa yang mengganggu pikiran Anda. Alasan mengapa harus menguji asumsi karena apabila Anda berhenti pada asumsi Anda sendiri dan menarik kesimpulan tanpa adanya informasi yang cukup, maka Anda tidak bisa berkembang dan memfilter informasi yang diterima. Hal tersebut dapat membuat Anda menjadi pribadi yang suka mengambil keputusan sepihak dan jatuhnya akan seperti menyebarkan berita hoax. Bukan lagi mengasah sikap berpikir kritis, namun bisa menjadi lebih buruk. Oleh sebab itu, pengujian asumsi adalah penting untuk dilakukan.
3. Tantanglah diri sendiri
Ketika Anda ingin mengasah sikap berpikir kritis Anda, maka Anda harus berani untuk dapat keluar dari zona nyaman Anda. Tantanglah diri Anda sendiri. Dengan begitu, maka Anda dapat mengetahui dan mengukur seberapa jauh kemampuan dan kapasitas Anda. Hal ini perlu dilakukan supaya Anda dapat mandiri dan sigap dalam mencari suatu solusi ketika sedang menghadapi suatu masalah. Selain itu, hal ini dapat menambah rasa percaya diri Anda dalam menghadapi keadaan apapun. Serta dapat mempertajam pikiran dan logika Anda.
Baca juga : Alasan Kenapa EQ Itu Penting Untuk Mahasiswa
4. Perhatikan lingkungan Anda
Jika Anda ingin memiliki sikap kritis, maka berkumpul dan bergaulah dengan orang-orang yang kritis juga. Anda harus dapat mencari lingkungan yang suportif, supaya dapat mendukung Anda untuk bisa mencapai tujuan. Hindari lingkungan yang buruk karena dapat membuat pikiran Anda menjadi tumpul. Apabila Anda berada di lingkungan yang bagus, maka Anda bisa banyak belajar dari setiap individunya. Banyak belajar bukan berarti hafal di luar kepala mengenai teori saja, namun juga mengenai praktek di lapangan.Anda diharapkan mampu untuk mengaplikasikannya di dalam situasi apapun.
5. Hindari sudut pandang subjektif
Apabila Anda ingin mengasah sikap berpikir kritis Anda, maka Anda harus menghindari berpikir subjektif. Anda harus menekan rasa ego untuk menang dalam berargumentasi ataupun berdebat. Sebab, hal-hal itulah yang dapat menghentikan cara pikir Anda. Hal tersebut akan membuat Anda terlibat dengan hal-hal yang tidak profesional. Padahal pemikiran yang kritis adalah hal-hal yang melibatkan logika Anda. Sudut pandang seperti ini tidak akan membawa Anda lebih berkembang. Tidak akan membawa Anda menjadi lebih dewasa. Maka dari itu, Anda harus menghindarinya dan lebih mengutamakan cara pemikiran yang objektif.